Minggu, 30 Juni 2013

Beberapa Gagasan Yang Keliru Untuk Mengatasi Tawuran Yang Telah Terjadi


A.      Beberapa Gagasan Yang Keliru Untuk Mengatasi Tawuran Yang Telah Terjadi.
a.    Menjatuhkan skorsing bagi para pelaku tawuran.
Logika awalnya, dengan adanya skorsing beberapa hari , diharapkan pelajar menjadi jera dan tidak ikut lagi tawuran. Namun, yang dilupakan dalam logika ini yaitu, pelajar yang terkena skorsing, boleh jadi bukannya jera, namun justru menaruh rasa dendam yang suatu saat akan meledak dalam bentuk tawuran.
b.    Mengeluarkan pelajar yang terlibat tawuran dan tindak pidana.
Logika awalnya, dengan dihukum secara pidana dan dimasukkan ke LP (Lembaga Pemasyaraatan) maka diharapkan akan membuat jera si pelaku ataupun teman-temannya. Namun, bisa jadi, justru mereka yang di-LP-kan, sesudah keluar dari LP, justru akan menjadi “monster” yang lebih mengerikan. Bahkan bisa menghasut adik-adik pelajar di sekolahnya.
c.    Memindahkan sekolah ke tempat lain.
Logika awalnya, kalau lokasi sekolah dipindah, maka diharapkan tidak terjadi gesekan-gesekan sosial dengan pelajar lain, sebab lokasi sekolahnya berjauhan. Betul, lokasi sekolahnya berjauhan. Tetapi ketika pulang sekolah, mereka bisa saja dicegat para pelajar lain sebagai pihak penantang atau penyerang.






d.   Memutasikan atau memecat kepala sekolahnya.
Logika awalnya, dengan cara memutasikan atau memecat kepala sekolah, maka diharapkan kepala sekolah yang baru akan lebih bersikap berhati-hati dan akan mendidik para pelajarnya sebaik mungkin. Teorinya begitu. namun, hal demikian tidak efektif karena kemampuan kepala sekola terbatas. Tidak mungkin bisa mengawasi semua para pelajarnya, apalagi di luar sekolah.
e.    Menyerahkan pelaku tawuran dan tindak pidana ke kepolisian.
Logika awalnya, sama dengan uraian sebelumnya, yaitu diharapkan para pelajar akan jera akibat hukuman tersebut. Tentu tidak efektif karena justru bisa merusak cara berpikir mereka yang ditahan.
f.     Menurunkan status/akreditasi sekolah yang terlibat tawuran.
Logika awalnya, dengan diturunkan status/akreditasi sekolah, maka pihak sekolah terutama pihak kepala sekolah merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi dan kondisi sistem pendidikan di sekolahnya. Namun, lagi-lagi cara ini tidak efektif, karena tidak ada pengaruhnya terhadap perilaku para pelajar.
g.    Kerjasama antara sekolah, orang tua pelajar, pemerintah, polri dan masyarakat.
Logika awalnya, dengan adanya kerjasama sekolah, orang tua pelajar, pemerintah, polri dan masyarakat, maka ttawuran bisa diatasi. Antara lain pihak polri dengan cepat bisa menangkap para pelaku tawuran, terutama yang membawa senjata, terutama senjata tajam atau bahkan mungkin senjata api. Logika ini terbatas pada cara menanggulangi tawuran, bukan pada logika pencegahan terjadinya tawuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar