A. Definisi Masalah dan Konflik
1.
Masalah.
Masalah adalah suatu kendala atau
persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan
antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan
dengan hasil yang maksimal.
2.
Konflik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
konflik adalah percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari
kata kerja bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara
Sosiologis konflik diartikan sebagai proses social antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. [1]
B. Masalah dan konflik dalam kelompok.
1.
Masalah dalam
Kelompok
a.
Masalah
Kelompok
Kondisi dimana tujuan kelompok tidak sesuai dengan fakta
pencapaiaan kelompok tersebut.
b.
Penyebab
masalah
1.
Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya
yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam
alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari
kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2.
Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu
organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai
tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau
kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh :
bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga
rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu
ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini
mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup
tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak
dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3.
Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling
berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain.
Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah
membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat
menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4.
Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap,
nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh :
seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas
rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang,
sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut
merupakan bagian dari pelatihan.
5.
Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat
menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja,
ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
6.
Penyelesaian
masalah
Pemecahan
masalah adalah proses penanggulangan suatu rintangan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Proses penyelesaian masalah terdiri dari identifikasi masalah,
analisis masalah,penilaian pemecahan, pemilihan dan pelaksanaan solusi masalah
yang terbaik.
Pendekatan pemecahan masalah secara
sistematis disebut berpikir bijaksana. Proses berpikir bijaksana dibagi menjadi
2 tahap; pendeskripsian masalah dan pemecahan masalah.
a.
Pendeskripsian
masalah terdiri dari dua yaitu mendefinisikan dan
membatasi masalah.
-
Mendefinisikan
masalah
Definisi masalah digunakan agar
semua anggota kelompok memiliki pengertian yang sama tentang tujuan rapat, yang
akan menciptakan produktivitas dan kepuasan.
-
Menganalisis
masalah
Analisis
melibatkan penyelidikan berbagai sebab, akibat, gejala, riwayat masalah. Contoh
pertanyaan analisis : Siapa yang dirugikan. Untuk mendapatkan suatu pemecahan
yang baik diperlutkan standar pengukuran / tujuan yang sering disebut dengan
kriteria.
b. Pemecahan Masalah terdiri dari empat
tahap, yaitu :
-
Menghasilkan
pemecahan yang memungkinkan
Caranya
adalah dengan brainstorming, Brainstorming adalah satu alat kreatif yang
membantu menaruh gagasan-gagasan pada pemecahan yang memungkinkan untuk suatu
masalah.
-
Menilai
pemecahan yang disarankan
Penilaian
pemecahan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan criteria yang sudah
disepakati. Pada tahap ini mungkin kelompok menemukan kebutuhan untuk
memodifikasi kriteria. Pertanyaan bantuan : bagaimana pemecahan yang diusulkan
berhubungan dengan criteria yang ditetapkan? Sejauh mana solusi mampu memecahkan
masalah? Apa kelebihan dan kekurangan solusi tersebut? Apa akibat jangka
panjang dan jangka pendek dari pelaksanaan solusi tersebut?
7. Memilih pemecahan yang terbaik
Jika
seluruh anggota kelompok sudah setuju tentang pilihan solusi, pasti akan
terdapat consensus/persetujuan bersama. Terkadang consensus tidak tercapai,
jika hal ini terjadi maka diperlukan pengambilan suara mayoritas.
8. Melaksanakan Pemecahan
Pemecahan masalah harus diuji dan hhasilnya
diamati. Penilaian kembali dan pemodifikasian pemecahan mungkin diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar