A. Peran Konselor dalam Psikodrama
Konselor dalam psikodarama berperan sebagai sutradara yang memiliki banyak
peran. Sutradara berperan sebagai produser, fasilitator, pengamat, dan seorang
analis. Seorang sutradara seyogianya membangun keterampilannya dalam tiga
bidang yang saling tergantung, yaitu:
1.
Pengetahuan
tentang metode-metode, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik.
2.
Pemahaman
tentang teori kepribadian dan hubungannya dengan pengembangan pembentukan
filosofi hidup.
3.
Pematangan
dan perkembangan kepribadiannya sendiri. Ia juga menambahkan bahwa ilmu
pengetahuan yang luas tentang hidup dan hakikat manusia, seorang sutradara
diharapkan memiliki kerja khusus dalam bidang pokok seperti psikologi umum,
proses kelompok, psikologi humanistik, teori komunikasi, dan komunikasi
nonverbal.
4.
Sutradara berfungsi
untuk menyelenggarakan tugas-tugas seperti memimpin pengalaman pemanasan,
mendorong pengembangan kepercayaan dan spontaRudis, menetapkan struktur, agar
protagonist dapat mengidentifikasi dan bekerja berdasarkan pokok-pokok pikiran
yang signifikan dalam hidup mereka, melindungi konseli dari terbius oleh orang
lain dan membawakan beberapa bentuk penghentian sesi kelompok. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut dengan benar, sutradara yang potensial
seyogianya sudah mengalami banyak psikodrama dan mendapatkan supervisi langsung
dari sutradara yang lebih berpengalaman. Secara menyeluruh, sutradara kelompok
yang efektif memiliki tiga kualitas, yaitu:
kreativitas,
dorongan, dan kharisma. Individu seperti ini akan bekerja keras untuk kebaikan
kelompok dan senantiasa berani mengambil resiko untuk membantu konseli mencapai
tujuan.
B. Langkah-Langkah Psikodrama
Langkah-langkah pelaksanaan psikodrama diantaranya:
1. Tahap persiapan (The warm-up).
Tahap persiapan dilakukan untuk memotivasi
anggota kelompok agar mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam permainan,
menentukan tujuan permainan, menciptakan perasaan aman dan saling percaya pada
kelompok.
a.
Pemimpin
kelompok memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan psikodrama.
b.
Mewawancarai
anggota kelompok tentang kejadian-kejadian pada saat ini atau lampau.
c.
Meminta
anggota kelompok untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan mendiskusikan
kelompok-kelompok yang pernah mereka alami, yang ingin mereka kemukakan dalam
psikodrama.
2. Tahap pelaksanaan (The action).
Tahap pelaksanaan tediri dari kegiatan dimana
pemain utama dan pemain pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan
pemimpin kelompok dan anggota kelompok lain pemeran utama memperagakan
masalahnya.
a.
Protagonist
dan peran pembantu memainkan peranannya dalam psikodrama.
b.
Lama
pelaksanaan tergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat keterlibatan emosional protagonist dan pemain lainnya.
3. Tahap diskusi atau tahap berbagi pendapat dan perasaan (The sharing).
Dalam tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat
dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggpan dan
sumbangan pikiran terhadap permainan yang dilakukan oleh pemeran utama. Tahap
diskusi ini penting karena merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran
utama kearah keseimbangan pribadi.
a.
Pemimpin
kelompok meminta para anggota kelompok untuk memberikan tanggapan dan
brainstorm terhadap permainan pemeran protagonis.
b.
Pemimpin
kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok
memberikan balikannya.
c.
Pemimpin
kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan
protagonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar