Minggu, 30 Juni 2013

Peran Konselor dalam Psikodrama


A.  Peran Konselor dalam Psikodrama
Konselor dalam psikodarama berperan sebagai sutradara yang memiliki banyak peran. Sutradara berperan sebagai produser, fasilitator, pengamat, dan seorang analis. Seorang sutradara seyogianya membangun keterampilannya dalam tiga bidang yang saling tergantung, yaitu:
1.      Pengetahuan tentang metode-metode, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik.
2.      Pemahaman tentang teori kepribadian dan hubungannya dengan pengembangan pembentukan filosofi hidup.
3.      Pematangan dan perkembangan kepribadiannya sendiri. Ia juga menambahkan bahwa ilmu pengetahuan yang luas tentang hidup dan hakikat manusia, seorang sutradara diharapkan memiliki kerja khusus dalam bidang pokok seperti psikologi umum, proses kelompok, psikologi humanistik, teori komunikasi, dan komunikasi nonverbal.
4.      Sutradara berfungsi untuk menyelenggarakan tugas-tugas seperti memimpin pengalaman pemanasan, mendorong pengembangan kepercayaan dan spontaRudis, menetapkan struktur, agar protagonist dapat mengidentifikasi dan bekerja berdasarkan pokok-pokok pikiran yang signifikan dalam hidup mereka, melindungi konseli dari terbius oleh orang lain dan membawakan beberapa bentuk penghentian sesi kelompok. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut dengan benar, sutradara yang potensial seyogianya sudah mengalami banyak psikodrama dan mendapatkan supervisi langsung dari sutradara yang lebih berpengalaman. Secara menyeluruh, sutradara kelompok yang efektif memiliki tiga kualitas, yaitu:
 kreativitas, dorongan, dan kharisma. Individu seperti ini akan bekerja keras untuk kebaikan kelompok dan senantiasa berani mengambil resiko untuk membantu konseli mencapai tujuan.







B.  Langkah-Langkah Psikodrama
Langkah-langkah pelaksanaan psikodrama diantaranya:
1.      Tahap persiapan (The warm-up).
Tahap persiapan dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam permainan, menentukan tujuan permainan, menciptakan perasaan aman dan saling percaya pada kelompok.
a.       Pemimpin kelompok memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan psikodrama.
b.      Mewawancarai anggota kelompok tentang kejadian-kejadian pada saat ini atau lampau.
c.       Meminta anggota kelompok untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan mendiskusikan kelompok-kelompok yang pernah mereka alami, yang ingin mereka kemukakan dalam psikodrama.

2.      Tahap pelaksanaan (The action).
Tahap pelaksanaan tediri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan pemimpin kelompok dan anggota kelompok lain pemeran utama memperagakan masalahnya.
a.         Protagonist dan peran pembantu memainkan peranannya dalam psikodrama.
b.         Lama pelaksanaan tergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat keterlibatan emosional protagonist dan pemain lainnya.
3.      Tahap diskusi atau tahap berbagi pendapat dan perasaan (The sharing).
Dalam tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggpan dan sumbangan pikiran terhadap permainan yang dilakukan oleh pemeran utama. Tahap diskusi ini penting karena merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan pribadi.
a.       Pemimpin kelompok meminta para anggota kelompok untuk memberikan tanggapan dan brainstorm terhadap permainan pemeran protagonis.
b.      Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya.
c.       Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan protagonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar