Minggu, 30 Juni 2013

PSIKODRAMA


A.  Pengertian Psikodrama
1.      Secara Etimologi
Drama berasal dari  bahasa Yunani yang berarti “aksi” atau melakukan sesuatu. Dan psiko berarti jiwa jadi psikodrama berarti melakukan aksi (pertunjukan drama) dengan dorongan jiwa. Maka bisa didefinisikan bahwa psikodrama adalah ilmu yang mengeksplor suatu masalah dengan metode drama.
2.      Menurut Para Ahli
1)      J.L Moreno
Psikodrama adalah sebuah bentuk pengembangan manusia dengan eksplorasi, melalui tindakan dramatis, masalah, isu, keprihatinan, mimpi dan cita-cita tertinggi orang, kelompok, sistem dan orgaParkhansi. Hal ini kebanyakan digunakan sebagai metode kerja kelompok, di mana setiap orang dalam kelompok dapat menjadi agen penyembuhan (terapeutic agent) untuk satu sama lain dalam kelompok.
2)      Gerald Corey
Psikodrama merupakan permainan peranan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep pada dirinya, menyatakan kebutuhannya-kebutuhannya, dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
3)      WS. Winkel
Psikodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan gangguan serius dalam kesehatan mental para partisipan, sehingga tujuannya ialah perombakan dalam struktur kepribadian seseorang. Psikodrama bersifat kegiatan terapi dan ditangani oleh seorang ahli psikoterapi.






3.      Definisi Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan – permasalahan psikologis. Psikodrama bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh  pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan–tekanan yang dialaminya Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama.
Jadi definisi psikodrama adalah tehnik bermain peran guna upaya pemecahan masalah psikis yang dialami oleh individu dan dituangkan dalam bentuk permainan peran dengan menggunakan metode drama.
Dengan berakting dalam sebuah drama diharapkan hal ini akan dapat menyadarkan seseorang (insight) dan juga menggali (to explore) permasalahan yang sedang dihadapinya. Berbagai isu (issue) atau masalah dan kemungkinan pemecahannya dimainkan terasa lebih baik daripada sekedar berbicara. Psikodrama menawarkan kesempatan untuk melatih dengan aman peranan baru, melihat diri sendiri dari sisi luar, menumbuhkan insight dan perubahan. Ada seorang pemimpin (director), sebuah action area dan para anggota kelompok. Director mendukung kelompok untuk menggali (explore) solusi baru dari masalah – masalah terdahulu, anggota kelompok berpartisipasi dalam drama sebagai orang lain yang berarti dan saling berbagi  cara mereka bagaimana berhubungan secara pribadi dan bisa belajar dari masalah yang diajukan pada akhir sesi.

B.  Tujuan Psikodrama
Tujuan dari psikodrama ini adalah :
1.    Membantu konseli atau sekelompok konseli untuk mengatasi masalah masalah pribadi dengan cara menggunakan permainan peran, drama, atau terapi tindakan. Lewat cara cara itu konseli di bantu untuk mengungkapkan perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah dan kesedihan.
2.    Dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep pada dirinya, menyatakan kebutuhannya-kebutuhannya, dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
3.    Teknik dramatik, manusia dapat berusaha menciptakan atau menciptakan kembali suasana fisik dan emosional yang dikehendaki dan yang harus dipahami adalah bahwa keaktifan dalam psikodrama tidak dimonopoli oleh konselor atau terapis tetapi juga anak. Untuk memperoleh pengertian yang baik tentang dirinya sehingga dapat menemukan konsep dirinya, kebutuhan-kebutuhannya dan reaksi-reaksi terhadap tekanan yang dialaminya
4.    Dengan mendramatisasikan konflik-konflik batinnya, pasien dapat merasa sedikit lega dan dapat mengembangkan pemahaman (insight) baru yang memberinya kesanggupan untuk mengubah perannya dalam kehidupan yang nyata.
C.  Manfaat Psikodrama
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari teknik psikodrama diantaranya:
1.    Manfaat katarsis atau melepaskan emosi.
2.    Bisa melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
3.    Dapat mempertinggi perhatian konseli melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
4.    Konseli tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya.
5.    Konseli dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
D.  Komponen-Komponen Psikodrama
Komponen yang ada dalam teknik psikodrama diantaranya:
1.      Panggung permainan (Stage):
a.       Tempat untuk beraksi atau tempat sebagai permainan psikodrama berlangsung.
b.      Untuk panggung permainan hendaknya cukup luas untuk member ruang gerak bagi pemeran dalam permainan psikodrama.
c.       Tempat tiruan harus merupakan tiruan atau paling tidak secara simbolis mewakili adegan-adegan yang diuraikan klien. (Jika tidak ada panggung untuk permainan).
2.      Pemimpin Psikodrama:
a.       Dalam psikodrama yang menjadi pemimpin kelompok adalah konselor atau terapis, pemimpin kelompok bisa dikatakan sebagai sutradara.
b.      Peranan pemimpin kelompok ini sebagai fasilitas, procedure dan pengamat/penganalisis.
c.       Pemimpin kelompok memiliki sifat kreatif, berani dan memiliki kharisma.
d.      Tugas dari pemimpin kelompok ini adalah membantu pemegang peran utama, merencanakan pelaksanaan, mengamati dengan cermat perilaku pemain utama selama psikodrama berlangsung, membantu klien mengungkapkan perasaan secara bebas dan membuat interpretasi.
3.      Pemeran Utama (Protagonist):
a.       Peran utama (protagonist) disini sebagai subjek utama dalam pemeran psikodrama.
b.      Peran utama ini memiliki sifat yang spontan dalam memainkan dramanya.
c.       Tugas dari pemain utama ini adalah memainkan kembali kegiatan penting yang dialami waktu lampau, sekarang, dan situasi yang diperkirakan akan terjadi, menentukan kejadian atau masalah yang akan dimainkan, melakukan peran secara spontan, memilih dan mengejar pemain lain yan terpilih terhadap peran apa yang dimainkan berdasarkan masalah protagonist.
4.      Pemeran Pembantu (Auxilari egos)
a.       Pemeran pembantu sebagai objek lain atau orang lain yang berarti dalam permainan tersebut bisa pula disebut sebagai actor.
b.      Fungsi pemeran pembantu untuk menggambarkan peranan-peranan tertentu yang mempunyai hubungan dekat dengan protagonist dalam kehidupan sebenarnya.
5.      Penonton (Audience):
a.       Yang menjadi penonton (audience) yaitu anggota-anggota kelompok yang tidak menjadi pemeran utama atau pemeran pembantu.
b.      Memiliki tugas memberikan dukungan/feedback  dan memberikan bahkan kepada protagonist.
c.       Penonton juga membantu peran utama (protagonist) dalam memahami akibat perilaku protagonist.
E.  Teknik-Teknik Psikodrama
Sebenarnya banyak teknik psikodrama, tetapi berikut ini hanya beberapa teknik utama yang dikemukakan sebagai berikut:
1.      Creative imagery, teknik pemanasan untuk mengundang peserta psikodrama membayangkan babak dan objek yang menyenangkan dan netral, ide teknik ini membantu peserta menjadi lebih spontan.
2.      The magic shop, teknik pemanasan yang berguna bagi protagonist yang ragu tentang nilai mereka dan tujuan.
3.      Sculpting, konseli kelompok menggunakan metode nonverbal untuk menyusun orang lain dalam kelompok konfigurasi seperti kelompok orang yang signifikan yang sesuai dengan orang-orang dalam keluarganya dan sebagainya. Penyusunan ini melibatkan postur tubuh dan membantu konseli melihat, mengetahui persepsi mereka tentang orang lain yang signifikan dengan cara yang lebih dinamis.
4.      Teknik berbicara, teknik ini melibatkan protagonist memberi suatu monolog tentang situasinya.
5.      Monodrama (autodrama), bentuk inti terapi gestalt. Dalam teknik ini, protagonist memainkan semua bagian tindakan yang jelas; tidak terdapat ego pembantu yang digunakan.
6.      The double and multiple double techniques, suatu teknik yang terdiri atas pengambilan peran aktor dari ego protagonist dan membantu protagonist mengekspresikan perasaan sesungguhnya secara lebih jelas. Jika protagonist memiliki perasaan ragu, maka teknik multiple double dapat digunakan.
7.      Role reversals, teknik dimana protagonist memindahkan peran dengan orang lain pada tahap dan memainkan bagian orang itu; konseli kelompok berbuat bertentangan dengan apa yang mereka rasakan.
8.      Teknik cermin, protagonist memperhatikan dari luar tahap sementara seorang ego pembantu mencerminkan kata-kata, mimik, dan postur protagonist. Teknik ini dipakai pada fase tindakan untuk membantu protagonist melihat dirinya secara lebih akurat.

F.   Peran Konselor dalam Psikodrama
Konselor dalam psikodarama berperan sebagai sutradara yang memiliki banyak peran. Sutradara berperan sebagai produser, fasilitator, pengamat, dan seorang analis. Seorang sutradara seyogianya membangun keterampilannya dalam tiga bidang yang saling tergantung, yaitu:
1.      Pengetahuan tentang metode-metode, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik.
2.      Pemahaman tentang teori kepribadian dan hubungannya dengan pengembangan pembentukan filosofi hidup.
3.      Pematangan dan perkembangan kepribadiannya sendiri. Ia juga menambahkan bahwa ilmu pengetahuan yang luas tentang hidup dan hakikat manusia, seorang sutradara diharapkan memiliki kerja khusus dalam bidang pokok seperti psikologi umum, proses kelompok, psikologi humanistik, teori komunikasi, dan komunikasi nonverbal.
4.      Sutradara berfungsi untuk menyelenggarakan tugas-tugas seperti memimpin pengalaman pemanasan, mendorong pengembangan kepercayaan dan spontaRudis, menetapkan struktur, agar protagonist dapat mengidentifikasi dan bekerja berdasarkan pokok-pokok pikiran yang signifikan dalam hidup mereka, melindungi konseli dari terbius oleh orang lain dan membawakan beberapa bentuk penghentian sesi kelompok. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut dengan benar, sutradara yang potensial seyogianya sudah mengalami banyak psikodrama dan mendapatkan supervisi langsung dari sutradara yang lebih berpengalaman. Secara menyeluruh, sutradara kelompok yang efektif memiliki tiga kualitas, yaitu:
 kreativitas, dorongan, dan kharisma. Individu seperti ini akan bekerja keras untuk kebaikan kelompok dan senantiasa berani mengambil resiko untuk membantu konseli mencapai tujuan.







G. Langkah-Langkah Psikodrama
Langkah-langkah pelaksanaan psikodrama diantaranya:
1.      Tahap persiapan (The warm-up).
Tahap persiapan dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam permainan, menentukan tujuan permainan, menciptakan perasaan aman dan saling percaya pada kelompok.
a.       Pemimpin kelompok memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan psikodrama.
b.      Mewawancarai anggota kelompok tentang kejadian-kejadian pada saat ini atau lampau.
c.       Meminta anggota kelompok untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan mendiskusikan kelompok-kelompok yang pernah mereka alami, yang ingin mereka kemukakan dalam psikodrama.

2.      Tahap pelaksanaan (The action).
Tahap pelaksanaan tediri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan pemimpin kelompok dan anggota kelompok lain pemeran utama memperagakan masalahnya.
a.         Protagonist dan peran pembantu memainkan peranannya dalam psikodrama.
b.         Lama pelaksanaan tergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat keterlibatan emosional protagonist dan pemain lainnya.
3.      Tahap diskusi atau tahap berbagi pendapat dan perasaan (The sharing).
Dalam tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggpan dan sumbangan pikiran terhadap permainan yang dilakukan oleh pemeran utama. Tahap diskusi ini penting karena merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan pribadi.
a.       Pemimpin kelompok meminta para anggota kelompok untuk memberikan tanggapan dan brainstorm terhadap permainan pemeran protagonis.
b.      Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya.
c.       Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan protagonis.
H.  Skenario Psikodrama
Untuk simulasi dibutuhkan skenario dalam psikodrama yang disesuaikan dengan tujuan. Skenario itu dibuat oleh konselor, maka konselor pun berperan sebagai sutradara dalam psikodrama tersebut. Berikut ini adalah psikodrama “Berani tampil di depan publik’:
Tahap Warm-Up
(Berdasarkan informasi dari wali kelas dan guru mata pelajaran, didapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan/gugup ketika berbicara di depan umum, Naya menunjukan gugup dengan mata yang berkaca-kaca ketika berbicara di depan orang banyak, Rudi menunjukan gugup dengan sering berkata “Ee”, Parkhan menunjukan gugup dengan sering menggelinting-gelinting baju.
(Konselor mengumpulkan siswa-siswa yang bersangkutan untuk
diberikan bimbingan kelompok).
Konselor                 :”Assalamualaikum”
Siswa-siswa            : “Waalaikumsalam”
Konselor                : “Ibu ucapkan terima kasih atas kehadiran anak-anak, pertemuan kita ini diberi nama bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang diikuti oleh sejumlah siswa untuk membahas permasalahan tertentu yang berguna bagi siswa-siswa yang mengikuti kegiatan itu, kegiatan bimbingan kelompok ini dipimpin oleh ibu sendiri selaku guru pembimbing.
Siswa-siswa            : “Oh begitu ya bu, (secara serempak)”
Konselor                 : ”Berdasarkan informasi dari guru dan wali kelas kalian, bahwa kalian sering mengalami kegugupan ketika sedang berada di depan orang banyak misalnya ketika kalian berbicara di depan kelas, ditanya oleh guru di hadapan teman-teman, atau dimintai pendapat saat diskusi. Bagaimana kalau kita mencoba berlatih untuk mengurangi bahkan kalau bisa menghilangkan rasa gugup tersebut. Sekarang ibu akan mengajak kalian untuk bermain peran dimana hal ini dapat bermanfaat untuk mereduksi (mengurangi) kegugupan yang ada pada diri kalian. Tema yang ibu berikan adalah tentang lingkungan. Coba Naya berperan sebagai guru, Parkhan sebagai siswa pertama, Rudi sebagai siswa kedua. Tapi ibu juga ingin kalian semua dapat merasakan peran sebagai seorang guru.Disini ibu hanya mengamati dan mungkin sedikit akan memberikan komentar ketika kalian bermain peran”. Ibu berperan sebagai sutradara dan kalian membikin stage berbentuk U.
Tahap Pelaksanaan
Siswa                      : (siswa mulai berdiskusi dan memulai latihan bermain peran)
Naya                       : (sebagai guru) “Assalamualaikum”
Siswa-siswa           : “waalaikumsalam”
Naya                      : “Anak-anak kita harus menjaga lingkungan di sekitar kita agar tetap bersih dan terawat, dan kita juga dilarang membuang sampah sembarangan agar tidak terjadi banjir, apalagi dimusim hujan seperti sekarang ini. (Naya berbicara sambil gugup)
Siswa-siswa           : “Ya ibu......”
Naya                      :”Bagaimana tanggapan yang lainnya, coba menurut kamu Parkhan?”
Parkhan                    : ”Ya bu, sekarang kita memang harus menjaga lingkungan agar terbebas dari berbagai penyakit”
Naya                       : ”Ya bagus”.
Konselor                : ”Naya sudah cukup bagus, silahkan kamu kembali ke tempat duduk (beri tepuk tangan untuk kita semua), bagaimana Naya setelah tadi berperan sebagai guru?”
Naya                      : ”Duh..............deg-degan banget bu”
Konselor               : ”Ya kan itu baru belajar, nanti juga sudah terbiasa, tapi tadi Naya sudah cukup bagus”
Konselor               : “Baik..., sekarang coba Rudi bertukar peran dengan Naya! Naya menjadi siswa, sedangkan Rudi sekarang mencoba berbicara di depan kelas sebagai Guru. Ayo Rudi ke depan!
Rudi                      : ”Eee...ssa...ya Bu?”
Konselor                : ”Ya, kamu, ayo kamu pasti bisa!”
Rudi                      : (Dengan ragu, mulai beranjak dari kursi dan menuju ke depan kelas, wajahnya terlihat cemas, tangannya mengepal)
Konselor                : ”Ayo mulai!”
Rudi                      : ”Bicara apa ya Bu?”

Konselor                 : “ Ya temanya sama seperti yang tadi tentang lingkungan hidup, bagaimana sudah siap Rudi?”
Rudi                        : “Ya bu, Assalamualaikum...”
Siswa-siswa            : “Waalaikumsalam”
Rudi                        : “Seperti yang kita ketahui Bandung dikenal sebagai kota kembang yang sejuk dan asri, namun sekarang Bandung sudah menjadi kota yang penuh dengan sampah. Oleh karena itu kita sebagai warga Bandung harus bisa menjaga lingkungan di sekitar kita”
Konselor                 :”Sudah cukup, ayo tepuk tangan buat Rudi”(Siswa-siswa bertepuk tangan)
Konselor                 :“ Setelah tadi bertukar peran dengan Naya, bagaimana perasaanmu Rudi ?”
Rudi                        : “Eee..awalnya saya kaget karena tiba-tiba disuruh ke depan, tapi setelah itu saya sedikit berani berbicara di depan kelas meskipun belum lancar”
Konselor                 : “Ya, tidak apa-apa, penampilan kamu sudah bagus. Memang perlu waktu dan latihan yang cukup sering untuk bisa berbicara lancar di hadapan orang banyak. Ibu yakin kamu pasti bisa!”
(Beberapa hari berlalu dan tahap demi tahap telah dilalui dengan proses bimbingan kelompok dan semua siswa juga telah merasakan peran sebagai guru
dan siswa).
Tahap Sharing
Konselor                : ”Dari pertemuan kita beberapa hari lalu, ibu mau bertanya apa yang kalian dapatkan dari kegiatan bermain peran itu ?Coba menurut kamu Rudi ?”
Rudi                      : “Saya sedikit ada peningkatan jadi lebih percaya diri kalau berbicara di depan orang banyak”.
Konselor                : ”Bagaimana kalian berdua?” (sambil menunjuk Parkhan dan Naya)
Parkhan & Naya    : ”Sama bu seperti Rudi dan Erni.


Konselor                : ”Tampaknya kalian sudah bisa mengurangi sedikit demi sedikit kegugupan ketika berbicara di depan orang banyak. Mudahmudahan kegiatan kita ini dapat bermanfaat bagi kita semua”.
Siswa-siswa           : ”Terima kasih Bu”

I.     Kelebihan dan Kekurangan Psikodrama
1.      Kelebihan
a.    Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
b.    Memupuk kerjasama antara siswa.
c.    Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
d.   Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
e.    Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
f.     Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
2.      Kekurangan
a.    Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
b.    Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.

5 komentar: